Skip to main content

Posts

Tanah Tak Bertuan

Lalu dua argumen itu saling bertabrakan, saat pemikiran logis bisa mematahkan keduanya bahkan dengan dampak yang amat sangat besar. jauh sebelum pertengkaran sisi ada hal yang sangat ingin dilewatkan, bahkan pemikirannya saja bisa menjadi momok selama 5 tahun terakhir ini, sebut saja “Menjalin Suatu Hubungan dengan Seseorang”. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pautkan segala hal dengan tujuan yang itu-itu saja, dengan tegas aku menjawab: “Aku tidak akan menikah, apa urusanmu?” sontak raut wajah mereka terlihat heran dengan mimik yang sama. ku jelaskan mengapa, pertama, aku sendiri dan keadaan yang memang memaksa untuk seperti ini saja, dan mungkin juga terlalu sering dikecewakan baik dalam hal apapun, atau memang seutuhnya keadaan yang memang memaksa untuk di tahap seperti ini saja. juga, menghindari segala rasa yang tak mengenakan hati, aku yang menghambat semua perasaan tumbuh tapi ingat, perasaan untuk mereka tidaklah pernah bisa benar-benar mati. Terakhir, sudah k
Recent posts

Kunci motor

Sepertiga helaan nafas dada ini mulai  melemah, jika tetap saja memandangi senyum mu yang tertuju pada lelaki yang kau cengkram erat jemarinya di bangku taman pada jam 2 siang sesudah kau menyantap makan siang di kedai kecil tadi. Aku terjebak takdir disini, meyakinkan itu kamu dari jarak jauh tidaklah sulit. Aku sama halnya seorang pengecut, yang diamdiam sering mencari informasi tentang kehidupan barumu, lebih buruk nya lagi aku tetap mempertahankan sadar, bahwa yang kulakukan adalah kesalahan besar, mungkin dewa dewa akan segera mengutuk ku. Ku lanjutkan mengikutimu karena mungkin ini petunjuk yang tidak sengaja membawa diriku ke tempat liburan ini. Bagaimana aku bisa mengetahui itu kamu? Dari sejauh ini? Walau kau menutupi sebagian wajahmu dengan cadar sesudah makan tadi, tapi aku mengetahui mata itu! Dan terlebih alis ulat bulu alami yang menambah keyakinanku bahwa itu ciri khas dirimu, tiada wanita lain yang memilikinya, aku yakin 100 triliun persen! Karena aku pernah mengagu
Apa arti sebenarnya dari memilih?      Malam hari, dimana daur baur udara terjadi di laman rumah, mampu terusik oleh bagian dari alam cerita banal kedua pasang kasih yang baru merajut asa.. mereka terkalahkan oleh perangkap egosentris masing-masing. Guna: "Bagian mana darimu yang telah terjamah ?, dia hanya inginkan peperangan denganku!.. karna alasan tak bersembunyi lantunnya, Ia memanfaatkan mu saat aku mulai berdiam !!, apakah kau sadar ?!!" hardik seorang pemuda pada wanita yang terduduk malu di kursi bersandar. Dengan elakan wanita pun menentang.. Tara:  "Seorang waspada kehilangan masa karena lupa, bahkan untuk waktu yang singkat, kemana saja kau hari lalu ? kemana perginya nafsu-nafsu cinta ini ?!" balas wanita muda yang mematikan pertanyaan laki laki itu.    Malam tua telah menjadikan sebagian dari lelaki itu tersadar, ia melewatinya oleh renungan dan kecepatan, meski mata dan tubuhnya selalu ingin terlelap pergi. Ia cepat dan bergegas mengambil seca

minor

            Hanya saja aku menunggu bulan, namun rahasiamu berbicara di saat awan gelap menutupinya, kau picik! Tetapi aku selalu berharap pada angin malam itu, meski pengerat menggertak di kesunyian yang mampu membuat diri ini terjaga, dan udara terdengar seperti berbisik-bisik dalam sepi. Tiada lain melebihi apa yang aku ingat ditambah setiap dingin yang entah mengapa terus memeluk, asap hangat dari setengah batang rokok inin mengepul ke dinginnya udara yang akhirnya tidak tahu menjadi apa, rasa datar yang di ciptakan racikan kopi hitam menemani pikiran ini, langit masih saja gelap dan dingin, tidak pantas untuk merindukanmu malam ini, karena kita bukanlah siapa-siapa.             Aku ingin berdiam tanpa menghawatirkanmu malam ini apa mungkin kesempatan tercipta? Dari senyum penuh pemakluman itu? Terserah kau saja! Rindu ini terlalu bebas memakan kesedihan dan juga harapan. maaf, aku bukanlah orang yang mudah jatuh cinta, apalagi melupakan seseorang yang pernah menjalin suatu h

Popular posts from this blog

Apa arti sebenarnya dari memilih?      Malam hari, dimana daur baur udara terjadi di laman rumah, mampu terusik oleh bagian dari alam cerita banal kedua pasang kasih yang baru merajut asa.. mereka terkalahkan oleh perangkap egosentris masing-masing. Guna: "Bagian mana darimu yang telah terjamah ?, dia hanya inginkan peperangan denganku!.. karna alasan tak bersembunyi lantunnya, Ia memanfaatkan mu saat aku mulai berdiam !!, apakah kau sadar ?!!" hardik seorang pemuda pada wanita yang terduduk malu di kursi bersandar. Dengan elakan wanita pun menentang.. Tara:  "Seorang waspada kehilangan masa karena lupa, bahkan untuk waktu yang singkat, kemana saja kau hari lalu ? kemana perginya nafsu-nafsu cinta ini ?!" balas wanita muda yang mematikan pertanyaan laki laki itu.    Malam tua telah menjadikan sebagian dari lelaki itu tersadar, ia melewatinya oleh renungan dan kecepatan, meski mata dan tubuhnya selalu ingin terlelap pergi. Ia cepat dan bergegas mengambil seca

minor

            Hanya saja aku menunggu bulan, namun rahasiamu berbicara di saat awan gelap menutupinya, kau picik! Tetapi aku selalu berharap pada angin malam itu, meski pengerat menggertak di kesunyian yang mampu membuat diri ini terjaga, dan udara terdengar seperti berbisik-bisik dalam sepi. Tiada lain melebihi apa yang aku ingat ditambah setiap dingin yang entah mengapa terus memeluk, asap hangat dari setengah batang rokok inin mengepul ke dinginnya udara yang akhirnya tidak tahu menjadi apa, rasa datar yang di ciptakan racikan kopi hitam menemani pikiran ini, langit masih saja gelap dan dingin, tidak pantas untuk merindukanmu malam ini, karena kita bukanlah siapa-siapa.             Aku ingin berdiam tanpa menghawatirkanmu malam ini apa mungkin kesempatan tercipta? Dari senyum penuh pemakluman itu? Terserah kau saja! Rindu ini terlalu bebas memakan kesedihan dan juga harapan. maaf, aku bukanlah orang yang mudah jatuh cinta, apalagi melupakan seseorang yang pernah menjalin suatu h

Tanah Tak Bertuan

Lalu dua argumen itu saling bertabrakan, saat pemikiran logis bisa mematahkan keduanya bahkan dengan dampak yang amat sangat besar. jauh sebelum pertengkaran sisi ada hal yang sangat ingin dilewatkan, bahkan pemikirannya saja bisa menjadi momok selama 5 tahun terakhir ini, sebut saja “Menjalin Suatu Hubungan dengan Seseorang”. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut pautkan segala hal dengan tujuan yang itu-itu saja, dengan tegas aku menjawab: “Aku tidak akan menikah, apa urusanmu?” sontak raut wajah mereka terlihat heran dengan mimik yang sama. ku jelaskan mengapa, pertama, aku sendiri dan keadaan yang memang memaksa untuk seperti ini saja, dan mungkin juga terlalu sering dikecewakan baik dalam hal apapun, atau memang seutuhnya keadaan yang memang memaksa untuk di tahap seperti ini saja. juga, menghindari segala rasa yang tak mengenakan hati, aku yang menghambat semua perasaan tumbuh tapi ingat, perasaan untuk mereka tidaklah pernah bisa benar-benar mati. Terakhir, sudah k